Selamat datang di blog sederhana saya ini, dan saya mengucapkan Terima kasih.

Sabtu, 28 Februari 2009

Ke Mana jika MUDIK ke JOKJA?









Penyuluhan dari Kepolisian di SMPN 2 Selat pada Tanggal 27 Februari 2009






SMP Negeri 2 Selat Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah selalu membuka diri terhadap masyarakat ataupun Badan/unit kerja berupa kerja sama dalam berbagai bidang. Agar para Siswa tidak hanya diberi materi dari guru, tetapi juga mendapat ilmu pengetahuan dari berbagai pihak. Pada Hari Jumat, tanggal 27 Februari 2009 SMP Negeri 2 Selat kedatangan lima anggota Polisi dari POLRES Kapuas, mereka datang dengan membawa misi penyuluhan, pendekatan, pembinaan, pengakraban, dan pencerahan siswa-siswi khususnya dan juga kepada Bapak Ibu Guru.
Materi-materi yang disampaikan sangat banyak, antara lain:
1. Masalah Lalu Lintas.
2. Masalah Kenakalan Remaja.
3. Masalah Narkoba.
4. Masalah Perilaku Terpuji Hidup di Masyarakat.
5. Larangan Membawa HP ke Sekolah.
6. Hidup yang Didasari oleh DISIPLIN DIRI.
7. Hubungan Muda-mudi.
8. Munculnya kelompok-kelompok dalam Remaja.


Kami merasa bangga dan berterima kasih kepada jajaran kepolisian khususnya di POLRES Kapuas yang memiliki program-program yang bagus, khususnya buat generasi muda/pelajar SMP. Karena kita semua memahami bahwa generasi muda sekarang memerlukan arahan, bimbingan, dari semua pihak yang merasa terpanggil. Sebab keberhasilan dan kesuksesan pelajar-pelajar SMP merupakan tanggung jawab dari kita semua; KELUARGA, SEKOLAH, DAN MASYARAKAT.

Sabtu, 21 Februari 2009

FINAL KOMPETISI MATEMATIKA PASIAD SE INDONESIA V DI KUALA KAPUAS

Final Kompetisi Matematika Pasiad se Indonesia V untuk Provinsi Kalimantan Tengah khususnya Kodya Palangkaraya dan Kabupaten Kapuas dilaksanakan pada Hari Sabtu, 21 Februari 2009 di Kuala Kapuas, tepatnya di SDN Selat Hilir IX. Final ini diikuti oleh 16 peserta SMP dan 14 peserta tingkat SD. Dari SMPN 2 SELAT ada dua peserta yang kebetulan memperoleh nilai tertinggi (90) yaitu ARIANI Kelas IX A dan MISNA kelas IX A juga yang dibina dan dibimbing oleh IBU TRIVONARA, S.Pd.. Sedangkan dari Tingkat SD anak kami GABRIEL PRISANJAYA dari SD PERSIAPAN (SDN Selat Hilir 8) yang memperoleh nilai tertinggi juga (75) juga mengikuti final ini. dan berikut beberapa foto yang dapat saya abadikan dengan N70.





Jumat, 13 Februari 2009

Foto Kenangan Diklat Tingkat Menengah di PPPG Bahasa Tahun 2005 di Jakarta


















Sedikit foto-foto kegiatan diklat dan kesempatan nyantai di sela-sela kesibukan kegiatan Diklat yang padat.

Jenis Pantun berdasarkan Tema


JENIS PANTUN BERDASARKAN TEMA

Berdasarkan tema, pantun dapat dibedakan menjadi:
1. Pantun Pendidikan
2. Pantun Sosial/Kemasyarakatan
3. Pantun Lingkungan
4. Pantun Kesehatan
5. Pantun Kriminal
6. Pantun Teknologi
7. Pantun Ekonomi
8. Pantun Pemerintahan
9. Pantun Fisika
10. Pantun Kimia
11. Pantun Biologi
12. Pantun Pertanian
13. Pantun Pertukangan

Rabu, 04 Februari 2009

Album Kegiatan Kesiswaan SMPN 2 Selat

Sedikit kegiatan siswa SMPN 2 Selat yang terekam N70koe,
dari Siswa Baru Tahun Pelajaran 2008/2009,
sebagian Lomba HUT RI Tahun 2008,
Natal 2008,
Pengembangan Diri, Pembinaan Rohani Kristen, Drama dan Puisi,
Lomba Gerak Jalan,
Kegiatan Jumat Bersih.
Bukan pamer tetapi penghargaan yang tinggi buat prestasi, dedikasi, dan perjuangan siswa buat sekolah. Terima kasih ya.




Para Siswa yang beragama Kristen sedang mengikuti Ibadah Sabtu SMPN2 Selat. Rutin dilaksanakan pada hari Sabtu setelah Kegiatan Belajar Mengajar. Kegiatan Dipimpin oleh Siswa baik litorgus atau doa Syafaat, sedang Firman Tuhan disampaikan oleh Bapak Ibu Guru.




Siswa Baru Tahun 2008/2009 mengikuti Kegiatan MOS



Tarik Tambang merupakan Salah Satu Lomba dalam Memeriahkan HUT RI Tahun 2008




Dua di antara Ratusan Gambar Natal 2008



Sebagian Peserta Pengembangan Diri Drama dan Puisi Tahun 2007



Taman Sekolahku



Lomba Gerak Jalan Tahun 2008 di kota Kuala Kapuas



Dengan Semangat dan Pantang Menyerah Mengikuti Kegiatan Jumat Bersih di Sekitar Stadion Olah Raga Kuala Kapuas

Minggu, 01 Februari 2009

Pembelajaran Menyimak Bahasa Indonesia SMP



KETERAMPILAN MENYIMAK SMP
Oleh JUPRIYANTO, S.Pd.
Guru SMP Negeri 2 Selat Kuala Kapuas

KETERAMPILAN MENYIMAK

I. Konsep Menyimak

A. Pendahuluan
Dalam kegiatan sehari-hari, menyimak adalah salah satu kegiatan yang sangat penting selain keterampilan yang lainnya. Kegiatan menyimak juga dapat menambah ilmu atau wawasan yang belum dimiliki di antaranya melalui radio, tv, atau langsung dari nara sumbernya. Jadi menyimak memegang peranan penting setelah itu barulah keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Dalam proses belajar mengajar, menyimak sering diabaikan karena tanpa diajarkan pun keterampilan ini dilakukan. Sebenarnya apabila kita memahami konsep menyimak, apapun yang dilakukan tampaknya selalu ada proses menyimaknya. Kenyataan ini terjadi di segala sektor kehidupan. Melalui proses menyimaklah seseorang mengenal konsep segala informasi baik berupa ilmu pengetahuan maupun hal-hal lain yang belum kita kenal.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, kita ketahui bahwa kompetensi yang dimiliki guru Sekolah Menengah Pertama sudah ada karena guru SMP adalah mata pelajaran, artinya setiap guru hanya bertanggung jawab pada satu mata pelajaran atau bidang studi saja. Berangkat dari dasar pemikiran ini seharusnya guru pada jenjang ini dapat menghasilkan anak didik yang lebih baik sesuai dengan harapan masyarakat. Tetapi apa yang kita lihat di lapangan sekarang? Kemampuan anak didik kita jauh dari harapan yang diharapkan, khususnya dalam kemampuan menyimak. Apakah penyebabnya?
Apakah karena kompetensi guru yang terbatas mengakibatkan pada proses belajar-mengajar kurang baik sebab guru tidak dapat menentukan mana yang betul dan yang salah, atau siswa kurang meminati pelajaran Bahasa Indonesia karena tanpa belajar pun siswa sudah mengetahuinya. Sebaiknya guru dalam melakukan proses belajar-mengajar harus mempunyai kompetensi dan menguasai metode, pendekatan, atau teknik sebab apabila guru tidak memiliki kemampuan tersebut di atas maka proses pembelajaran yang dilaksanakan akan gagal. Artinya konsep yang akan disampaikan atau yang harus dikuasai siswa tidak jelas. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis mencoba memaparkan teori menyimak yang harus dikuasai oleh seorang guru Bahasa Indonesia agar saat melakukan proses pengajaran dapat berhasil dengan baik.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan utama dari makalah ini adalah untuk memberikan atau gambaran dasar-dasar untuk memperoleh keterampilan menyimak yang bersifat reseptif agar siswa guru yang diajak menyimak dengan mudah daopat memahami apa yang dimaksudkan oleh pembicaranya. Oleh sebab itu dalam menyimak hal yang pertama yang harus diperhatikan adalah konsentrasi, pengalaman, dan pengetahuan.
Latihan menyimak dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dalam memehami ilmu yang lainnya karena dengan menyimaklah seseorang mendapatkan informasi baik dari TV, radio, maupun langsung dari nara sumber. Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari keterampilan menyimak adalah lancar berbicara sebab seseorang lancar berbicara apabila ia mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang luas.
Dengan demikian, keterampilan menyimak akan mendatangkan keuntungan bagi masyarakat pada umumnya dan siswa pada khususnya. Sebab dengan keterampilan menyimak akan mengembangkan kesanggupan kita untuk dapat mempengaruhi orang lain dalam mengembangkan kontrol sosial yang diinginkan.

C. Pengertian Menyimak

Menyimak menurut Tarigan, adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Underwood mendefinisikan menyimak adalah kegiatan mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar. Jadi dengan demikian menyimak adalah keterampilan dalam mencari makna dari bunyi-bunyi dan pola-pola kalimat yang sampai ke telinga.
Bauer mengemukakan menyimak adalah kemampuan seseorang untuk menyimpulkan makna suatu wacana lisan yang didengar tanpa harus menerjemahkan kata demi kata. Selanjutnya Urbana mengatakan menyimak adalah suatu proses penulisan bahasa yang dimaknai ke dalam pikiran (Listening the process by which spoken language is converted to meaning in the mind). Jika demikian, maka menyimak adalah proses bahasa yang terdiri dari bunyi-bunyi yang dimaknai atau dipahami yang diproses lewat pikiran atau syaraf pendengaran seseorang.

D. Tahap–Tahap Menyimak

Secara garis besar terdapat sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sampai kepada yang bersungguh-sungguh. Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai berikut.

1. Menyimak secara sadar
Menyimak ini bersifat berkala, hanya terjadi saat siswa merasakan terlibat langsung dalam pembicaraan.
2. Menyimak berseling atau ada gangguan
Menyimak ini terjadi saat siswa mendengarkan secara intensif tetapi bersifat sementara atau dangkal.
3. Setengah mendengarkan
Saat mendengarkan, siswa menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hatinya, mengutarakan apa yang terpendam dalam hatinya.
4. Menyimak bersungguh-sungguh
Menyimak secara asyik dan nyata selama pemahaman pasif yang sesungguhnya.
5. Menyimak sekali-kali
Pada saat menyimak, perhatian penyimak bergantian dengan keasyikan dengan gagasan yang dikandung oleh kata-kata sang pembicara ke dalam hati dan pikiran penyimak.

6. Menyimak sosiatif
Pada saat menyimak, penyimak mengingat pengalaman pribadi sehingga sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan oleh pembicara.
7. Menyimak secara berkala
Saat menyimak reaksi penyimak terhadap pembicara secara berkala dengan membuat komentar atau membuat pertanyaan.
8. Menyimak secara saksama
Menyimak secara saksama dan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara.
9. Menyimak secara aktif
Menyimak untuk mendapatkan serta menemukan pikiran dan pendapat sang pembicara.
( Djago Tarigan, 1989, 4 )

E. Tujuan Menyimak

Tujuan utama menyimak menurut Logan adalah untuk menangkap, memahami atau menghayati pesan ide gagasan yang tersirat pada bahan simakan. Tujuan yang bersifat umum tersebut dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek tertentu yang ditekankan. Adapun tujuan menyimak menurut klasifikasinya adalah sebagai berikut.

1. Mendapatkan fakta
Mendapatkan fakta dapat dilakukan melaui penelitian, riset, eksperimen, dan membaca. Cara lain yang dapat dilakukan adalah menyimak melalui radio, tv, dan percakapan.
2. Menganalisis fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul dianalisis. Kaitannya harus jelas pada unsur-unsur yang ada, sebab akibat yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan penyimak harus dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman penyimak dalam bidang yang sesuai.
3. Mendapatkan inspirasi
Dapat dilakukan dalam pertemuan ilmiah atau jamuan makan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan ilham. Penyimak tidak memerlukan fakta baru. Mereka yang datang diharapkan untuk dapat memberikan masukan atau jalan keluar berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
4. Menghibur diri
Para penyimak yang datang untuk menghadiri pertunjukkan sandiwara, musik untuk menghibur diri. Mereka itu umumnya adalah orang yang sudah jenuh atau lelah sehingga perlu menyegarkan fisik, mental agar kondisinya pulih kembali.

F. Jenis-jenis Menyimak

Menurut Dawson dalam Tarigan, jenis menyimak dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Menyimak ekstensif
2. Menyimak intensif

1. Menyimak ekstensif

Menyimak ekstensif merupakan kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting saja.
Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:
a. Menyimak sekunder
Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.
b. Menyimak estetik
Dalam menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku.

c. Menyimak pasif
Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya penyimak pada saat belajar dengan teliti.
d. Menyimak sosial
Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang.

2. Menyimak intensif

Menyimak untuk jenis ini bahan-bahan yang disimak harus dipahami serta dirinci, diteliti dan lebih mendalam. Oleh karena itu perlu adanya pengawasan, bimbingan dari guru.
Adapun yang tergolong menyimak intensif ada lima yaitu:
a. Menyimak kritis
Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara.
b. Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.


c. Menyimak kreatif
Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi itu.
d. Menyimak interogatif
Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak.
e. Menyimak eksploratori
Menyimak eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan menemukan;
a. hal-hal baru yang menarik,
b. informasi tambahan mengenai suatu topik,
c. isu, pergunjingan atau buah bibir yang menarik.

G. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak

Menurut ( Tarigan, 1989: 34 ) ada empat faktor untuk menentukan keberhasilan menyimak yaitu:
1. Faktor Pembicara
Ada enam tuntutan yang harus dipenuhi pembicara yaitu;
a. Penguasaan materi
Pembicara harus menguasai materi yang akan disampaikan. Pembicara dalam menyampaikan materi harus menguasai, memahami, menghayati apa yang disampaikan pada penyimak.

b. Berbahasa baik dan benar
Pembicara dalam menyampaikan isi pembicaraan harus menggunakan ucapan yang jelas, intonasi yang tepat, kalimat yang sederhana dan istilah yang tepat. Selain itu isi pembicaraan harus sesuai dengan tarap penyimaknya.
c. Percaya diri
Pembicara harus percaya diri, tampil dengan mantap serta menyakinkan penyimak.
d. Berbicara sistematis
Pembicaraan yang disampaikan harus sistematis dan bahan yang disampaikan mudah dipahami.
e. Gaya menarik
Pembicara harus tampil menarik dan simpatik, tidak bertingkah laku berlebihan karena akan membuat penyimak beralih dari isi pesan ke tingkah laku yang dianggap aneh.
f. Kontak dengan penyimak
Dalam berbicara, pembicara harus kontak dengan penyimak dan menghargai, menghormati serta menguasai para penyimak.

2. Faktor Pembicaraan
a. Aktual
Pembicaraan yang disampaikan harus baru atau hangat, karena ini akan menarik
dan diminati oleh penyimaknya.

b. Bermakna
Pembicaraan yang disampaikan harus bermakna dan berguna bagi penyimaknya
Dalam hal ini setiap materi yang disampaikan tidaklah semua bermakna bagi
penyimaknya, ini tergantung dari kebutuhan penyimaknya.
c. Sistematis
Dalam berbicara, pembicaraan yang disampaikan harus sistematis agar mudah
Dipahami oleh penyimaknya.
d. Seimbang
Taraf kesukaran pembicaraan harus seimbang dengan taraf kemampuan
Penyimak yaitu mudah dipahami dan berguna bagi penyimaknya.
3. Situasi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam situasi proses menyimak.
a. Ruangan
Dalam menyimak, ruangan perlu diperhatikan yaitu ruangan yang memenuhi persyaratan. Misalnya penerangan, tempat duduk, tempat pembicara, luas ruangan dan alat-alatnya.
b. Waktu
Waktu sangat penting dalam menyimak karena ini akan mempengaruhi si penyimak. Pilihlah waktu yang tepat misalnya; pada pagi hari saat menyimak masih segar dan rilek.
c. Tenang
Suasana dan lingkungan yang tenang serta nyaman sangat mempengaruhi proses menyimak. Apabila suasana kurang tenang, maka proses penyimakan pun kurang berhasil dengan baik.

d. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam menyimak harus mudah dioperasikan karena kalau tidak dapat digunakan dan tidak baik akan mengganggu penyimak.

4. Penyimak
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menyangkut diri si penyimak.
a. Kondisi
Dalam menyimak, kondisi dan mental penyimak harus baik karena ini sangat menunjang dalam menyimak.
b. Konsentrasi
Penyimak harus memusatkan perhatian terhadap bahan simakan. Hindari hal-hal yang mengganggu konsentrasi penyimak.
c. Bertujuan
Dalam menyimak, penyimak harus mempunyai tujuan agar dalam merumuskan tujuan secara tegas mempunyai arah dan keinginan dalam menyimak.
d. Berminat
Penyimak dalam menyimak harus berminat atau berusaha meminati. Bahan yang disimak dikembangkan melalui bimbingan dan latihan yang intensif.


H. Ciri-ciri Penyimak yang Baik

Setiap manusia yang lahir dalam keadaan yang normal tentu sudah mempunyai potensi yang baik untuk menyimak. Potensi ini perlu dipupuk dan dikembangkan melalui bimbingan dan latihan yang intensif. Tetapi
kebiasaan menyimak yang baik hendaknya dipahami oleh seorang
penyimak, sehingga dapat menghilangkan kebiasaan-kebiasaan tidak baik
yang mereka lakukan dalam proses menyimak.

Menurut Anderson berikut ini ciri-ciri penyimak yang baik.
a. Siap fisik dan mental
Penyimak yang baik ialah penyimak yang betul-betul mempersiapkan diri untuk menyimak. Ia memiliki kesiapan fisik dan mental misalnya, dalam kondisi yang sehat, tidak lelah, mental stabil, dan pikiran jernih.
b. Konsentrasi
Penyimak yang baik dapat memusatkan perhatian dan pikirannya terhadap apa yang disimak. Bahkan ia dapat menghubungkan bahan yang disimak dengan apa yang sudah diketahui.
c. Bermotivasi
Penyimak yang baik mempunyai motivasi atau mempunyai tujuan tertentu. Misalnya; ingin menambah pengetahuan, ingin mempelajari sesuatu. Ada tujuan atau motivasi ini tentunya untuk memotivasi penyimak untuk sungguh-sungguh menyimak.

d. Objektif
Penyimak yang baik adalah penyimak yang selalu tahu tentang apa yang sedang dibicarakan dan sebaiknya penyimak selalu menghargai pembicara, walaupun pembicara kurang menarik penampilannya atau sudah dikenal oleh penyimak.
e. Menyimak secara utuh (menyeluruh)
Penyimak yang baik akan menyimak secara utuh atau keseluruhan. Si penyimak tidak hanya menyimak yang disukai tetapi menyimak secara keseluruhan.
f. Selektif
Penyimak yang baik dapat memilih bagian-bagian yang dianggap penting dari bahan simakan. Tidak semua bahan simakan diterima begitu saja, tetapi ia dapat menentukan bagian yang dianggap penting.
g. Tidak mudah terganggu
Penyimak yang baik tidak mudah terganggu oleh suara-suara yang lain di luar bunyi yang disimaknya. Andaikata ada gangguan yang membedakan perhatiannya, dengan cepat ia kembali kepada bahan yang disimaknya.
h. Menghargai pembicara
Penyimak yang baik adalah penyimak yang menghargai pembicara. Penyimak tidak boleh menganggap remeh terhadap pembicara.
i. Cepat menyesuaiakan diri dan kenal arah pembicaraan
Penyimak yang baik dapat dengan cepat menduga ke arah mana pembicaraan bahkan mungkin ia dapat menduga garis besar isi pembicaraan.

j. Tidak emosi
Penyimak yang baik dapat menyimak dengan baik terhadap pokok pembicaraan serta dapat mengendalikan emosinya dan tidak mencela pembicara.
k. Kontak dengan pembicara
Penyimak yang baik mencoba mengadakan kontak dengan pembicara. Misalnya dengan memperhatikan pembicara, memberikan dukungan kepada pembicara melalui mimik, gerak atau ucapan tertentu.
l. Merangkum
Penyimak yang baik dapat menangkap isi pembicaraan atau bahan simakan. Misalnya dengan membuat rangkuman dan menyajikan atau menyampaikannya sesudah selesai menyimak. Namun perlu diingat, selama menyimak jangan hanya asyik membuat catatan-catatan. Apabila mencatat semua yang diucapkan atau semua yang disampaikan pembicara, sehingga pesan pembicara tidak lagi dapat dipahami.
m. Menilai
Penyimak yang baik ialah proses penilaian terhadap materi yang disampaikan. Pada saat ini penyimak mulai menimbang, memeriksa, membandingkan apakah pokok-pokok pikiran yang dikemukakan si pembicara dikaitkan atau dihubungkan dengan pengalaman atau pengetahuan si penyimak, sehingga ia dapat menilai kekuatan bahan simakan tersebut.

n. Mendengarkan tanggapan
Bagian terakhir dari proses menyimak ialah mengevaluasi bahan simakan. Penyimak mengemukakan tanggapan atau reaksi misalnya, dengan mengemukakan komentar. Reaksi akan terlihat dalam bentuk bahasa dan terpancar dari ucapan-ucapan yang pendek seperti; wah, menarik sekali, bagus, setuju, sependapat dan sebagainya.

I. Cara Meningkatkan Prilaku Menyimak

Menurut Mc. Cabe dan Bender dalam Tarigan, ada beberapa langkah untuk meningkatkan keterampilan menyimak.
1. Menerima keanehan sang pembicara
Penyimak rela atau mau menerima keanehan atau keganjilan yang terdapat pada penampilan pembicara.
2. Memperbaiki sikap
Penyimak tidak berpura-pura menyimak pikirannya telah melayang ke mana-mana.
3. Memperbaiki lingkungan
Pilihlah tempat yang memungkinkan untuk menyimak lebih baik, jangan memilih tempat duduk dekat pintu tempat para partisipan keluar masuk.
4. Meningkatkan pembuatan catatan
Dalam menyimak sebaiknya apa yang disimak harus dicatat inti-intinya saja. Catatan yang baik dan bermutu tidak tergantung pada panjangnya catatan, tetapi pada ketepatan memilih butir-butir gagasan yang penting dalam kalimat.

5. Menyaring tujuan menyimak yang spesifik
Menetapkan tujuan khusus dalam menyimak akan membantu kita memusatkan perhatian pada kegiatan menyimak. Andaikata kita menyimak mempunyai tujuan menangkap garis besar argumen utama sang pembicara, maka sebaiknya kita memusatkan perhatian ke arah yang dituju.
6. Memanfaatkan waktu secara bijaksana
Kecepatan dalam menyimak jauh lebih cepat daripada kecepatan berbicara. Oleh karena itu perlu direncanakan penggunaan waktu secara diferensial. Arahakanlah penyimakan kepada sang pembicara dan ramalkanlah ide-idenya yang baru. Gunakanlah waktu semaksimal mungkin untuk menyimak pembicaraan yang sedang berlangsung.
7. Menyimak secara rasional
Dalam menyimak harus disadari kadangkala kita mereaksi emosional, ini dapat mempengaruhi kegiatan menyimak. Oleh sebab itu kita harus menahan emosi dengan cara memusatkan perhatian pada pembicaraan yang sedang berlangsung.
8. Berlatih menyimak bahan-bahan yang sulit
Dalam menyimak biasakanlah berlatih menyimak bahan atau materi sulit yang diutarakan pembicara. Perluaslah wawasan dengan menerima tantangan karena dengan tantangan maka pengetahuan akan bertambah.

Daftar Pustaka
Ariani Farida. 2006. Keterampilan Menyimak. Depdiknas Ditjen PMPTK PPPG
Bahasa.
Arsyad Maidar.1994.Bahasa dan Proses Pengejaran Menyimak. Departemen
P dan K Ditjen Dikdasmen. PPPG Bahasa.
Kamidjan dan Suyono. 2000. Menyimak. Depdiknas. Ditjen Dikdasmen
Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Keraf. Gorys. 1973. Komposisi. Nusa Indah, Percetakan Arnoldus Ende
Flores.
Kurikulum 2004 bagi Sekolah Dasar. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Depdiknas.
Safari.1997. Pengujian dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Jembatan.
Tarigan, Djago dan Henry. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry. 1981. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Djago. 1984. Menyimak sebagai Suatu Aspek Keterampilan
Berbahasa.Departemen P dan K. Ditjen Dikdasmen. PPPG Bahasa.
Underwood.1990. Teaching Listening. London: Longman.
Ur. Penny. 1984. Teaching Listening Comprehension. Cambridge: University
Press.

Pembelajaran Sastra SMP




PEMBELAJARAN SASTRA SMP
Oleh Jupriyanto, S.Pd.
Guru SMPN2 Selat Kuala Kapuas

A. Latar Belakang

Sekolah Lanjutan Pertama merupakan jenjang pendidikan dasar yang mempersiapkan para siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu pengajaran apresiasi sastra tidak lagi bertolak dari patokan suka atau tidak suka.
Di sisi lain globalisasi tidak dapat kita bendung dalam kehidupan kita sebagai pribadi, warga masyarakat, bahkan negara Indonesia pun. Globalisasi mempunyai dampak positif dan negatif.Melalui teknologi semua aspek kehidupan menjadi terbuka dan tanpa batas.
Salah satu cara untuk membentengi akibat negatif dari semua itu dan tuntutan pendidikan yang lebih tinggi, maka pembelajaran sastra mutlak diperlukan agar dapat dinikmati, dimanfaatkan untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa dan menghargai, membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

B. Pengertian Apresiasi Sastra
Arti secara umum apresiasi adalah penghargaan.
Secara leksikal istilah apresiasi (appreciation) mengacu pada pengertian, pemahaman, dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang memberikan penilaian.
Apresiasi juga diartikan sebagai kegiatan menggauli karya sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra.

C. Tujuan Pengajaran Sastra

Menurut Winifred Ward 1957 mengemukakan manfaat karya sastra bagi siswa antara lain:
1. Peredam emosi
2. Pendorong ekspresi diri
3. Pendorong dan pemandu imajinasi kreatif
4. Menumbuhkan kerjasama sosial
5. Pemberian pengalaman untuk berpikir mandiri

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pembelajaran apresiasi sastra dapat diperoleh siswa melalui:
a. Pengalaman sastra ( pengalaman berapresiasi sastra dan pengalaman berekspresi sastra)
b. Pengetahuan sastra ( pengetahuan teori sastra dan pengetahuan sejarah sastra)



Pengalaman berapresiasi sastra diperoleh siswa melalui :
• Membaca sastra
• Mendengarkan hasil sastra (yang dibacakan, diceritakan, dan dideklamasikan)
• Menonton pementasan hasil sastra (pentas drama, dramatisasi puisi, dramatisasi cerpen)

Pengalaman berekspresi sastra diperoleh siswa melalui :
• Menulis puisi
• Menulis cerita
• Menulis dialog
• Berdeklamasi
• Membaca puisi
• Mementaskan drama

Pemerolehan yang berhubungan dengan pengetahuan sastra dilakukan tidak secara teoritis, tetapi bertolak dari pengalaman berapresiasi. Sedangkan pengetahuan tentang sejarah sastra dapat digunakan sebagai bahan memperluas pengalaman bersastra.

D. Pembelajaran Sastra

Guru sebaiknya memeriksa kurikulum dalam setiap proses awal pembelajaran untuk melihat kompetensi apa yang harus dimiliki siswa pada saat itu yang berhubungan dengan sastra (prosa, puisi, dan drama).
1. Pembelajaran Prosa
Pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran prosa antara lain membaca cerita rakyat, cerita pendek, dan novel.
Guru sebaiknya menentukan dulu bagian-bagian mana yang akan didiskusikan dengan siswanya. Bagian atau gagasan pokok inilah yang merupakan acuan pembentukan moral, kepribadian bagi siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran sastra dalam kurikulum.
Persiapan siswa juga harus kita perhatikan, karena untuk membaca
memerlukan waktu yang cukup lama, diperlukan membaca terlebih dulu di luar jam tatap muka di kelas dengan rambu-rambu yang
sudah ditentukan oleh guru.

2. Pembelajaran Puisi
Pembelajaran puisi dapat dilakukan dengan membaca puisi, mendeklamasikan, menciptakan puisi, mendiskusikan tema, mendiskusikan keindahan bahasa dan lain-lain. Untuk pencapaian penulisan puisi kreatif dapat dilakukan kegiatan menulis puisi yang sesuai dengan tema yang ditentukan atau dipilih siswa. Guru perlu memberi motivasi yang tinggi untuk membangkitkan semangat menulis puisi. Puisi yang telah ditulis siswa diekspos dalam majalah sekolah atau majalah dinding.

3. Pembelajaran Drama
Drama adalah salah satu genre sastra yang berada pada dua dunia seni, yaitu seni sastra dan seni pertunjukkan atau teater.Secara awam drama identik dengan pementasan, tetapi biasanya pembelajaran drama yang sering kita lakukan di sekolah lebih mengarah pada mempelajari drama sebagai sebuah teks sastra daripada pementasan drama.