Selamat datang di blog sederhana saya ini, dan saya mengucapkan Terima kasih.

Sabtu, 20 Februari 2010

Puisi-Puisi karya Gabriel medio Februari 2010





Berangkat Sekolah
Karya : Gabriel Prisanjaya

Ketika matahari mulai nampak
Ketika ayam berkokok
Ketika burung berkicau kian merdu
Begitulah mereka menyambut pagi

Dengan seragam biru putihku
dan dengan dasi dan topi
kucium tangan ayah ibuku
sebelum pergi ke sekolah

Kunaiki sepeda biruku
bersama teman-teman
dengan tujuan yang sama
pergi ke sekolah

Begitu cerah pagi menyapa
Secerah itulah semangat kami
Agar masa depan begitu cerah
Kami pun pergi ke sekolah



Persahabatan Dalam Cerita
Karya : Gabriel Prisanjaya

Ada kisah yang sangat menyentuh
Di jalan dengan ketakutan yang mencekam
Yang berujung pada jurang yang menganga
Siap menerkam siapa saja

Jalan itu licin dan diselimuti kabut
Dengan hujan yang terus mengguyur
Dan salju yang terus bertabur

Disisi jalan ada jurang yang sangat dalam
Yang selalu menganga pertanda rakus
Siap menelan nyawa manusia

Ada dua orang bersahabat
Jiwa mereka bagaikan satu
Hati mereka tak bisa terpisah
Mereka ialah Sahabat sejati

Berjalan di jalan itu
Yang licin karena guyuran hujan
Yang dingin karena taburan salju
Dan samar-samar karena selimut kabut

Satu diantara mereka tergelincir
Meluncur ke arah jurang
Yang sudah mengunggu kematiannya

Sahabatnya yang lain ikut menolong
Dengan sekuat tenaganya
Walaupun akhirnya mereka senasib
Sama-sama di suka dan duka
Dan matipun mereka bersama-sama
Itulah persahabatan


Malioboro
Karya : Gabriel Prisanjaya

Kuberjalan perlahan-lahan
Di tempat kian indah
Bagaikan mimpi saja tempat ini
Begitu indah sangat berkesan di hati

Kulewati setiap toko
Menjual aneka cindera mata sungguh menarik
Bukan hanya saya
Semua orang juga berpikir sama

Tempat ini begitu terkenal
Sampai mancanegara pun tahu
Keindahan tempat ini

Aneka barang dijual di sini
Dari batik hingga belangkon tersohor
Dari Indonesia sampai mancanegara

Tempat ini sangat panjang
Bagai jalan yang tak berujung
Tak berujung juga keindahannya

Tak usah heran
Pengunjung pun banyak ke sini
Sama seperti saya
Semua orang juga berpikir begitu

Sungguh indah engkau Malioboro
Indah tersohor sangat berkesan di hati
Engkau selalu kuingat
Berharap bisa kembali padamu

span style="font-weight:bold;">Sakit
Karya : Gabriel Prisanjaya

Rasanya seperti menikam
Begitu menyiksa di raga
Ketika datang ia langsung membelenggu
Begitu susah untuk melepaskannya

Ia menghancurkan raga kita
Hati pun disiksa habis
Ia menguasai kita
Semua tunduk padanya
Termasuk kita

Sedih bila membayangkan
Ingin sekali untuk membalasnya

Sakit di tubuh begitu menyiksa
Bagai menikam dan mencambuk

Apalagi bila hati yang sakit
Sangat sukar disembuhkan
Obatnya sukar dicari

Itulah bila kita disakiti
Bagai raga maupun hati
Sangat menyiksa sekali

Saya tidak senang disakiti
Apalagi bila mengganggu yang lain
Begitulah saya membenci
Orang yang suka menyakiti

Janganlah suka menyakiti
Baik raga maupun hati
Bila tidak suka disakiti
Jangan coba menyakiti

Cinta
Karya : Gabriel Prisanjaya

Bila aku tersenyum
Ku ingat senyummu
Bila aku tertawa
Kuingat tawamu

Saat kulakukan sesuatu
Aku selalu ingat kamu
Wajahmu matamu seyummu
Menari-nari di pikiranku

Seandainya engkau tahu
Bahwa aku menyimpan rasa padamu
Menyimpan rindu padamu
Menyimpan cinta padamu

Aku sangat cinta padamu
Aku sangat rindu padamu
Seandainya engkau tahu semua itu
Bahwa aku sayang padamu

Terimalah cintaku
Karena aku cinta padamu
Terimalah kasihku
Karena aku selalu mengasihiku

Terimalah puisi ini
Sebagai tanda cintaku

Perang
Karya : Gabriel Prisanjaya

Aku terpaku di sini
Terlalu menakutkan untuk dibayangkan
Karena hanya aku yang selamat
Dari ribuan kepala orang yang terpenggal

Darah berlumuran dari kepala hingga ke kaki
Baju disobek dan dicabik
Ketakutan yang mengerikan
Bagai menikami tubuhku

Ayah, Ibu…
Dimanakah kalian
Aku sangat takut untuk melangkah di sini
Karena di sini aku bisa ditembak

Hai dunia katakana padaku
Apakah hanya aku yang selamat

Kisah Cinta
Karya : Gabriel Prisanjaya

Di dalam cerita yang sangat menggundah
Terdapat negeri kian indah
Setiap kaki melangkah
Bagai melangkahi sebuah keajaiban

Ada seorang putri yang sangat cantik
Bibirnya merah bagai delima
Matanya bagaikan sepasang permata berlian
Dan wajahnya selalu memancarkan kecantikan

Ia memiliki hati yang tulus dan ikhlas
Setengah dari hati itu diberi kepada Pangeran
Pangeran yang tampan gagah pemberani
Begitu serasi bila menaruh rasa pada Putri

Suatu hari pangeran membuat kesalahan
Ia mengkhianati kekasihnya
Ia menduakan cinta pasangannya
Ia mengecewakan belahan jiwanya

Walaupun begitu
Putri tetap sabar
Setia pada pasangannya
Menunggu hingga kekasihnya sadar

Itulah cinta yang sejati
Tetap cinta walaupun dikhianati


Ayah dan Ibu
Karya : Gabriel Prisanjaya

Engkau ada sebelum aku ada
Karena engkau aku menjadi ada
Dengan kasih sayang yang tak terkira
Engkau menjagaku dari dinginnya dunia

Engkau memberiku kehangatan
Yang paling hangat yang pernah kudapatkan
Oleh engkau aku dituju pada hal-hal baik
Yang tidak baik engkau buang jauh-jauh

Sekarang aku sudah besar
Tidak seperti dulu
Walaupun begitu kasih sayangmu tak pernah berubah

Ayah, Ibu
Terimakasih aku ucapkan
Kasih setiamu begitu besar
Rasanya aku tak bisa membalasnya

Terimalah puisi ini
Sebagai tanda terimakasihku
Atas kasih sayangmu
Ayah, Ibu

span style="font-weight:bold;">Hujan
Karya : Gabriel Prisanjaya

Suaranya Saling beradu
Ditengah dinginnya cuaca ini
Oh, hujan…
Terus menerus mengguyur sore diliput mendung

Tiba-tiba terdengar suara mencekam
Daarrr…. Memekakkan telinga
Serentak aku bersembunyi
Oleh ketakutan yang tak menentu

Hujan terus mengguyur
Sampai kapan engkau berhenti
Kilat menyambar langit
Sangat mengerikan

Aku hanya bersembunyi di kamar
Bersembunyi dan tidak bergerak sama sekali
Menunggu dan terus menunggu
Sampai lagit cerah mulai nampak

Neraka
Karya : Gabriel Prisanjaya

Adakah yang ingin ke sini
Ke tempat yang tak pernah diharapkan oleh siapapun
Sebaliknya, siapapun juga
Tolonglah aku

Aku ingin keluar
Keluar dari api yang menyala-nyala
Keluar dari cacing yang tak pernah mati
Keluar dari siksaan yang tak pernah berakhir
Keluar dari setan dengan rupa menyeramkan

Aku sudah berusaha keluar
Berusaha lari dari sini
Tapi aku masih ditempat yang sama
Percuma aku lari
Cacing-cacing itu masih menggerogotiku

Tolonglah aku
Jangan sampai kamu masuk ke sini
Disini tak ada waktu istirahat
Tak ada belas kasihan
Tak ada jalan keluar

Kuberitahu kalian melalui puisi ini
Agar jangan siapapun
Pergi ke Neraka


Kakek dan Pejabat
Karya : Gabriel Prisanjaya

eorang pria tua
Berjalan tertatih-tatih
Napasnya sangat kelelahan
Mata letihnya berharap istirahat

Punggungnya sudah bungkuk
Tangannya memegang tongkat
Itulah yang sedang kulihat

Kulihat lagi ke lain sisi
Seorang pejabat dengan dasi di kemejanya
Suara sepatu berderap tiap ia melangkah
Dan koper di tangannya

Kulihat keduanya
Sangat kontras
Tajub sekaligus heran

Pria tua tertatih-tatih
Yang lain berdiri tegap

Yang satu memegang tongkat
Yang lain memegang koper

Kumohon pada dunia
Tolonglah pria ini
Yang sudah tua
Agar mendapat tempat berteduh

Pengarang adalah Siswa Kelas VIIC SMPN 2 Selat Tapel 2009/2010