Selamat datang di blog sederhana saya ini, dan saya mengucapkan Terima kasih.

Jumat, 10 Januari 2014

GABRIEL PRISANJAYA Mewakili Kalimantan Tengah di OLIMPIADE BAHASA JERMAN TINGKAT NASIONAL 2014 DI JAKARTA

Mohon doa restu buat Gabriel Prisanjaya karena pada tanggal 20 sd 24 Januari 2014 akan mewakili Provinsi Kalimantan Tengah mengikuti OLIMPIADE BAHASA JERMAN TINGKAT NASIONAL TAHUN 2014 DI JAKARTA.
 

 
Gabriel Prisanjaya (Gebi) telah berhasil memperoleh nilai tertinggi pada Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah yang telah dilaksanakan pada Agustus 2013 yang lalu.
SMAN 1 Kuala Kapuas patut berbangga karena pada tahun ini dapat meloloskan 2 peserta lomba yang mewakili Kalimantan Tengah, yaitu Gabriel Prisanjaya dan Trevi Arga Kurniawan sama-sama kelas XI IPA.
Gabriel pada 2013 kemarin juga mewakili Kalimantan  Tengah, namun belum berhasil masuk di 10 besar nasional, bersama Rostia Siswi SMAN 3 Palangkaraya. Dan Didampingi oleh Ibu Melinda dari SMAN 1 Kuala Kapuas.
dan berikut sebagian foto mereka waktu di Goethe-Institut Jakarta.










Senin, 06 Januari 2014

METODE PIDATO





Metode Pidato
                Terdapat empat metode pidato yang lazim digunakan. Empat metode yang dimaksud yaitu impromtu, manuskrip, memoriter, dan ekstempore. Berikut ini penjelasan empat metode tersebut.
1.       Impromtu/serta merta
Metode impromtu biasa digunakan pada acara-acara yang tidak resmi dan bersifat mendadak. Pembicaraan yang ditunjuk biasanya didasarkan pada sosok yang dianggap tepat untuk memberikan “sepatah-dua patah kata” pada acara tersebut. Oleh karena itu, penunjukannya yang mendadak ini, pembicaraan pada pidato jenis impromtu tidak memerlukan persiapan khusus, serta tidak menggunakan atau membaca naskah (teks).
Contoh:
Pidato pada pesta ulang tahun, pesta perayaan, acara tunangan atau tukar cincin, atau pembukaan pameran.

2.       Manuskrip/naskah
Metode manuskrip biasa disampaikan pada acara-acara yang bersifat resmi. Secara umum, si pembicara hendaknya:
a.       mempersiapkan diri dengan baik
b.      menggunakan atau membaca naskah (teks); serta
c.       membaca naskah atau teks tersebut dari awal sampai akhir.
Contoh:
Pidato yang dibaca presiden pada acara-acara kenegaraan, misalnya upacara peringatan hari kemerdekaan.

3.       Memoriter/menghafal
Metode pidato jenis ini mempunyai tingkat kesulitan yang lebih dibandingkan pidato jenis manuskrip. Selain menyiapkan naskah seperti  pada pidato manuskrip, pembicara perlu menghafal dan mengingat-ingat naskah yang telah disiapkannya. Oleh karena itu, pembicara pidato metode ini hendaknya:
a.       membuat catatan untuk isi pidato terlebih dahulu dengan sebaik-baiknya;
b.      melakukan persiapan penulisan naskah dan berusaha untuk menghafalnya dengan baik; serta
c.       berusaha menghafal dan mengingat isi pidatonya ketika tampil karena pada saat pidato tidak menggunakan atau membaca naskah (teks).
Contoh:
Pidato dari suatu perusahaan pada acara peluncuran produk baru.

4.       Ekstempore
Ditinjau dari teori komunikasi, pidato jenis inilah pidato yang terbaik dibandingkan tiga jenis pidato lainnya. Pembicara yang telah mahir dan mempunyai pengalaman biasanya menggunakan pidato jenis ini untuk melaksanakan tugas dan menjalankan perannya. Dalam penyampaiannya, si pembicara tidak menggunakan naskah atau teks sehingga secara umum si pembicara hendaknya:
a.       mempersipkan diri dengan sebaik-baiknya;
b.      menambah pengetahuan dengan berbagai cara; serta
c.       mempersiapkan naskah pidato untuk kemudian dipahami dengan sebaik-baiknya.
Contoh:
Pidato instansi pada acara tender produk.

Sumber: Pegangan Guru Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX Intan Pariwara