Halo teman-teman, menjadikan siswa memiliki jiwa dan hati untuk mencintai karya sastra adalah bukan pekerjaan mudah, apa lagi kalau membawa anak didik menjadi seorang yang mampu memroduksi sebuah karya sastra. Saya mencoba membimbing anak didik untuk mampu menggeluti sebuah karya sastra, bahkan mampu menciptakan sebuah karya sastra. Pada kesempatan ini saya menampilkan torehan-torehan anak didik saya yang mengikuti kegiatan pengembangan diri/ekstrakurikuler Puisi, Cerpen, dan Drama. Bagi saya pribadi karya anak-anak kami ini sangat patut mendapat apresiasi yang tinggi karena mereka sudah mampu menciptakan beberapa puisi, walau saya juga menyadari bahwa karya anak-anak kami ini memang masih jauh dari sempurna.
Ini saya unggah tanggal 13 Maret 2012, saya tampilkan tiga siswa dengan karya-karyanya, mereka adalah siswa Kelas VIII A SMPN 2 Selat Tahun pelajaran 2011/2012, yaitu:
1. Ajeng Nadien Pratiwi.
2. Erma Bahar
3. Aztma Adhetiah
Bimbang
Karya Ajeng Nadien Pratiwi
Dalam tangis ku temukan dirimu
Membawa secercah cahaya kehidupan
Dan membawaku terhanyut
Dalam hangatnya kasihmu
Indah cerita kita
Tak akan pernah terlupa
Dan akan abadi
Sebagai kenangan hidupku bersamamu
Tapi entah mengapa
Hati ini bimbang
Bimbang dengan apa yang kurasakan kini
Bimbang dengan segala rasa tentangmu dan tentang dirinya
Masih ada sedikit harapku
Untuk bisa bercengkrama lagi dengannya
Berbagi cerita bersamanya
Dan bercanda tawa dengannya
Tapi di sisi lain
Ada dirimu
Yang kini telah memilikiku
Yang tulus menyayangiku
Aku takut rasa itu akan tumbuh kembali
Aku takut kembali dalam ketidak pastian
Aku memang sayang
Tapi aku tak bisa terus begini dengannya
Sulit memang
Sulit tuk bisa memilih
Antara dirimu dan dirinya
Antara cinta baru dan cinta lama
Aku tak mau membuatmu terluka
Tapi aku pun tak mau
Bila terus terdiam dalam kehampaan
Kehampaan diriku dan dirinya
Tak ada manusia yang sempurna
Mungkin terlalu sulit tuk dilupakan
Tapi lebih sulit bagiku bila keduanya pergi
Dan mati dalam kesalahan yang kuperbuat
Kuala Kapuas, 10 Maret 2012
Sahabat
Karya Ajeng Nadien Pratiwi
Semalam penuh tangis dan haru
Hanya sosokmu
Yang memberikan ketenangan
Di tengah derasnya derai air mata
Sentuhan hangatmu
Mampu memberi semangat baru
Semangat tuk hadapi semua tantangan
Yang siap menghadang dan menguji kesabaran
Tapi aku tak pernah takut
Karena itu semua
Akan kita arungi bersama
Saling memberi dan mendukung
Sahabat…
Hanya dirimu tempatku berbagi cerita
Tangis dan tawa
Kau selalu ada di sisiku
Suatu saat nanti
Jika kita sudah hidup masing-masing
Kuharap saat-saat ini takkan pernah terlupakan
Saat kita tertawa dan menangis bersama
Aku tak tahu
Apa jadinya aku tanpa dirimu sobat
Mungkin hidupku akan hampa
Tak ada canda dan senyuman
Tapi aku percaya
Persahabatan kita akan kekal abadi
Sampai laut kehabisan air
Sampai jantungku berhenti berdetak
Kuala Kapuas, 10 Maret 2012
Bunda
Karya Ajeng Nadien Pratiwi
Pagi menjelang
Sang surya mulai menghangatkan seluruh alam
Tangan lembutmu menyentuh hangat keningku
Dan membangunkan aku dari dunia mimpi
Kembali pikiranku melayang
Pada saat dimana kau melahirkanku ke dunia
Sembilan bulan kau mengandungku
Dan nyawa kau pertaruhkan demi keselamatanku
Tapi apa balasanku
Aku sering melawan semua nasihatmu
Sering memandang rendah dirimu
Bahkan membuatmu menangis
Detik ini aku tersadar
Dari semua rasa egoku
Yang sesungguhnya adalah ketidak tahuanku
Akan berharganya kasih tulus darimu
Bunda…
Izinkan aku berlutut memohon ampun padamu
Yang mungkin tak akan pernah cukup
Tuk membalas semua
Yang telah kau lakukan untukku
Terima kasih
Karena kau telah memberikan
Kasih sayang yang melimpah di sepanjang usiaku
Tulus cintamu merasuk dalam jiwaku
Aku akan selalu berusaha
Melukisakan senyum indah di wajahmu
Senyum yang akan selalu terlihat
Sampai akhir hayatmu
Kuala Kapuas, 10 Maret 2012
Guru
Karya Ajeng Nadien Pratiwi
Bagai pelita kehidupan
Kau ajari aku segalanya
Dengan sabar kau membimbingku
Agar aku tak terpuruk dalam kebodohan
Bagai kasih yang tak terbalas
Kau bimbing aku
Menjadi pribadi yang berakhlak mulia
Menjadi manusia yang berguna
Tapi apa yang kuperbuat
Aku melawanmu
Aku mencibirmu
Aku melukai hatimu
Mungkin tak pernah kubayangkan
Betapa beratnya menjadi dirimu
Tetes keringat dan air mata
Mengiringi perjuanganmu
Maafkan aku
Yang terlampau sering membuatmu menangis
Yang selalu membuatmu marah dan kecewa
Yang memandang rendah dirimu
Aku tak tahu
Apa jadinya aku tanpa ada dirimu
Mungkin aku akan hancur
Mungkin masa depanku suram
Terima kasihku untukmu
Karena telah memberikan aku pelajaran hidup
Berjuang dengan sepenuh hati
Tak kenal lelah dan tanpa tanda jasa
Penantian
Karya Ajeng Nadien Pratiwi
Mengapa semua ini begitu sulit
Begitu sukar dimengerti
Jalan setapak penuh penantian dan air mata
Yang kadang menggoreskan luka batin yang begitu nyata
Entah apa yang ku bayangkan kini
Kurasa hanya bayang fatamorgana
Dan mungkin akan melayang jauh
Bersama harap dan sesalku
Semua terasa pedih
Saat aku sadar
Betapa berartinya kasih sayangmu
Semua yang kita jalani bersama
Suka dan duka
Tawa dan tangis
Semua kujalani dengan iringan belai lembut cintamu
Begitu sempurna kisah kita
Seketika badai datang
Mengoyak kedamaian kita
Tak tahu harus berbuat apa
Tak ada yang inginkan ini terjadi
Mencoba tuk lupakan
Tapi kenangan itu
Seakan selalu menghantui
Di setiap jejak langkahku
Aku tak akan pernah menyesal
Dan selalu akan ku simpan
Lembar-lembar cerita cinta kita
Sampai raga ini tak bernyawa
Kenangan Hidupku
Oleh Ajeng Nadien Pratiwi
Terima kasih untuk semua ini
Semua luka yang kau beri
Aku tak percaya semua ini berakhir
Berakhir dengan begitu menyakitkan
Nada cinta yang mengalun indah
Di setiap langkah perjalanan hidup kita
Ternyata tak sejalan dengan hatimu
Sebuah perjalanan cinta yang palsu
Tak ada penyesalan bagiku melepasmu dan berusaha pergi
Dari penjara yang berjeruji emas
Memang kelihatan indah
Tapi sebenarnya penuh derita
Kini biarkan aku sendiri
Dan berusaha membakar indah kenangan itu
Yang kadang membuatku galau
Hingga meneteskan air mata
Biarlah kita jalani hidup masing-masing
Aku ingin tenang dengan hidupku sekarang
Tak ada lagi bayangmu
Tak ada lagi kata cinta darimu
Kuala Kapuas, 10 Maret 2012
Di Mana Syukurku
Karya Ajeng Nadien Pratiwi
Limpahan materi telah Kau beri
Tapi aku terhanyut dan meninggalkanMu
Semua kenikmatan telah Kau jabarkan di depan mataku
Tapi aku lupa akan semua pemberianMu
Tuhan...
Begitu besar kasihmu
Bagai sungai yang mengalir
Kau adalah air kehidupan untukku
Indahnya dunia
Tak akan seindah sekarang
Bila Kau tak izinkan aku hadir ke bumi
Begitu sempurna hidupku karena rencanaMu
Maaf bila aku telah meninggalkanMU
Terhanyut dalam indahnya dunia fana
Hidup dengan binar-binar harapan yang tak pasti
Tapi Kau selalu ada untukku dan selalu mengasihiku
Kadang aku menganggap Kau tak adil
Tapi kini aku sadar
Semua yang Kau gariskan di hidupku
Adalah rencana terindah untukku
Kuala Kapuas, 25 Februari 2012
Dilema
Karya Ajeng Nadien Pratiwi
Aku tak mengerti
Dan mungkin tak akan pernah mengerti
Tentang rasa ini
Semua rasa sakit yang kau beri
Terlampau sering
Kau toreh luka di hati
Tapi entah mengapa
Rasa benciku musnah karena cintaku
Aku dilema
Dilema dengan dua pilihan
Antara cinta dan benci
Antara dirimu dan perasaanku
Bila ku biarkan cinta ini tumbuh
Aku takut
Aku takut luka hati ini
Semakin dalam dan dalam lagi
Tapi bagaimana caranya
Agar aku bisa membencimu
Dan membuang semua bayangmu
Yang entah mengapa semua begitu sulit kurasa
Biarkan waktu yang akan menjawab
Aku hanya bisa diam
Karena bagiku
Mencintaimu itu sakit
Kuala Kapuas, 10 Maret 2012
Kehidupan
Karya Ajeng Nadien Pratiwi
Ada pahit
Ada manis
Ada tangis
Dan ada senyuman
Kehidupan...
Kadang membuat putus asa
Membuatku hilang arah
Dan tak tahu harus kemana melangkah
Tuhan itu adil
Semua tantangan dan cobaan
Adalah pondasi untukku
Menjadi pribadi yang kuat dan tegar
Mungkin sulit
Tapi harus di jalani
Mencoba melawan terpaan segala caci maki
Bertahan di tengah derasnya derai air mata
Tapi aku sadar
Ini semua adalah jalanku
Jalan yang harus kulalui
Dengan semangat dan dukungan orang yang selalu
di belakangku
Kuala Kapuas, 10 Maret 2012
Perjuangan Hidup
Karya Ajeng Nadien Pratiwi
Malam berganti pagi
Sang surya pun mulai memancarkan sinarnya
Kaki kecilmu mulai menapaki jalan setapak penuh harapan
Yang mungkin akan mengancam nyawamu
Tak ada yang peduli
Bagaimana nasibmu hari ini
Mungkin sulit
Tapi inilah jalan hidupmu
Mencari secercah harapan
Untuk bisa hidup lebih layak
Dari pinggiran kota yang kumuh
Dan dari kejamnya bantaian ibu kota
Mencoba merangkak
Dari dalamnya jurang penderitaan
Berjuang untuk bertahan hidup
Ditengah terpaan angin kemiskinan
Sabarlah kawan
Jalani dengan ikhlas dan tabah
Aku yakin di balik semua ini
Tuhan punya rencana yang indah untukmu
Kuala Kapuas, 10 Maret 2012
Ayah
Karya Ajeng Nadien Pratiwi
Tak pernah kulihat
Wajah yang terlihat penat
Penat akan tuntutan keluarga
Yang harus kau pikul
Seluruh perjuangan dan tetes keringatmu
Kau curahkan
Demi masa depanku
Dan demi sesuap nasi
Tajamnya kerikil kehidupan
Tak pernah sekalipun kau keluhkan
Yang kau tahu hanyalah bekerja dan bekerja
Demi menafkahi keluarga
Ayah...
Aku tahu ini sangat menguras pikiran
Tapi kau tak pernah menjadikan kewajibanmu ini
Menjadi sebuah beban
Bagimu hidup adalah perjuangan
Perjuangan hidup
Yang entah sampai kapan akan berakhir
Mungkin sampai hembusan terakhir nafasmu
Kuala Kapuas, 10 Maret 2012
Nasib Saudara Kita
Oleh Aztma Adhetiah
25 Februari 2012
Di pagi hari yang begitu indah dan berwarna
Dikau telah pergi untuk mencari harga
Disaat mata masih terasa hampa
Walau hanya sendiri saja
Engkau rela berpanas-panasan
Demi mendapatkan apa yang kau inginkan
Agar kau bisa makan
Agar kau tetap bertahan
Tak ada yang perduli
Tak ada yang memberi
Tak ada yang mengasihi
Tak ada pula yang pada diri ini
Harusnya kitalah yang membantu
Agar saudara kita bisa maju
Dihari yang begitu biru
Engkau selalu merasa pilu
Akankah terumbar senyum dibibir manismu itu
Disaat kau merasa dirimu satu
Masih adakah yang selalu bersamamu
Keluarga mu telah berlalu
Meninggalkan sedikit ragu
Kau beranjak pergi ke luar pintu
Tak ada harapan bagimu
Bila tak ada orang membantu
Makan pun kau hanya sedikit saja
Itu pun hanya nasi bekas semata
Yang bisa membuat mu bertenaga
Dan bisa membuat mu tertawa
Sedangkan kita selalu
Membuang – buang nikmat itu
Seperti mebuang sampah yang sudah bau
Memang dunia penuh dengan cobaan
Agar kita bisa bertahan
Tetap sabar dengan penderitaan
Dan selalu tersenyum apapun keadaan
Perjuangan belum selesai
Matahari pun masih menjulang tinggi
Walau hanya berjalan sendiri
Tetap ada bunga di hati
Kesabaran
Yang membuat diri ini semakin yakin
Bahwa kelak dunia akan
Berpaling kagenggaman tangan
Ibu..oh..Ibu
Oleh Aztma adhetiah .B.
Medio 03 Maret 2012
Ibu terimakasih karena telah membesarkanku
Terimakasih telah merawatku
Terimakasih karna telah memberiku
Asi yang terbaik disepanjang hidupku
Ibu dirimu begitu Mulia
Bagaikan intan permata
Yang tak ternilai harganya
Tak dapat dicari hingga ke ujung dunia
Terimakasih ibu aku sangat menyayangimu
Tak ada yang bisa menggantikan dirimu
Di hidupku
Karna cintamu yang tulus untukku
Ibu engkau sungguh baik hati
Seperti bidadari
Yang sangat harum mewangi
Seperti bunga melati
Ibu kau tak kenal lelah
Setiap hari merawat dan
Love is life
Oleh Aztma adhetiah
Medioa 03 Maret 2012
Cinta bagaikan sang surya
Yang selalu menyapa
Selalu ada dalam suka maupun duka
Bahkan disaat kita merasa hampa ,,??
Cinta engkau sungguh luar biasa
Membuat manusia menjadi lupa
Akan jati diri sebenarnya
Tetapi cinta bisa membuat mu terluka
Cinta datang dan pergi begitu saja
Bila telah berdua
Kita selalu merasa bahagia
Serasa di dalam syurga
Cinta ..
Apa sebenarnya cinta
Aku tak pernah mengetahui apa itu cinta
Walau ku pernah mengalami rasa nya jatuh cinta
Apakah cinta itu ada ....
Apakah cinta itu setia
Apakah cinta itu membuat orang bahagia
Mungkin bagi setiap orang yang merasakannya
Seperti fajar yang menyapa
Cinta selalu hangat rasanya ..
Walau sedikit terluka
Cinta bisa mengobatinya
Sehari tak bertemu rasa seminggu
Seminggu tak bertemu rasa sewindu
Alangkah indahnya cinta
Seperti berlian yang tak ternilai harganya
Cinta .. cinta .. dan cinta
Itu yang selalu terucap dikala
Kita sedang jatuh .... cinta
Aku serasa berada di gunung himalaya
Disaat dia mengucap janji
Bila saat nanti dia selalu disini
Menunggu ..dan menanti
Kehadiran cinta sejati
Guru Pedoman Segudang Ilmu
Aztma Adhetiah .B
Medio 7 Maret 2012
Disaat ku terbangun dalam sepi
Aku terbayang dalam mimpi
Wajah yang mulia bagai peri
Guru yang begitu baik hati
Aku berniat dalam hati
Dirimulah yang selalu ku patuhi
Bila aku tak mengerti
Apa arti ilmu ini
Seperti cahaya dalam kegelapan
Yang selalu mengajarkan kebaikan
Yang begitu berarti dan tak dapat dicari
Ilmu yang membuat kita menjadi berarti
Tanpa ada beban di hati
Dia selalu mengajari
Murid murid yang belum mengerti
Apa artinya semua ini
Seperti kopi tanpa gula
Apa daya kita tak bisa
Berdiri sendiri tanpa dia
Belum tentu kita bias
Sampai Hari ini
Oleh Erma bahar
03 Maret 2012
Saatku mulai memandangnya
Saat itu lah ku mulai merasa
Ada segenap cinta yang mulai
Bersemi di dalam hati
Ketika aku mulai tak dapat lagi
Melihat sosoknya yang selalu hadir
Aku pun mulai merasakan
Apa itu yang namanya kerinduan
Hal yang belum pernahku rasa
Hal yang belum pernah singgah
Dalam hidupku hingga menguasai
Seluruh mimpi-mimpiku
Sampai akhirnya ku dapat memilikimu
Damai rasanya hati ini saat kau ada disisi
Walau sedikit ragu di hatiku
Walau rasa takut kian menghampiri
Tapi itu semua hanya karma
Aku terlalu takut kehilanganmu
Aku takut kau pergi meninggalkan
Semua kenangan tentangmu
Waktu terus berjalan tanpa mengenal lelah
Hari demi hari telah berganti
Begitu pula pada hatimu yang kini
Telah berganti dengan yang lain
Walauku tak mampu namunku harus
Menbiarkan mu pergi dari hidupku
Bersama dia yang lebih sempurna
Bersama dia yang lebih kau cinta
Sampai hari ini ku masih mencintaimu
Sampai hari ini ku masih mengharapkan mu
Meski kau tak pernah tau betapa sulit
Bagiku untuk melupakanmu
Kasih Ibu
Oleh Erma Bahar
25 Februari 2012
Dengan penuh perjungan
Bertaruh antara hidup dan mati
Kau berjuang agar aku
Dapat hidup di dunia ini
Dengan penuh kasih
Kau dekap tubuhku
Dengan penuh rasa sabar
Kau didik aku dengan penuh kasih sayang
Kau ajarkanku berdiri
Kau ajarkanku melangkah
Hingga mengajarkanku
Untuk memanggilmu ibu
Namun ketikaku mulai dewasa
Betapa beraninya aku
Menentang keinginanmu
Hingga mengucapkan kata-kata kasar
Yang tak pantas kau dengar dari mulutku
Betapa durhakanya aku
Betapa berdosanya aku
Yang tak pernah mengerti
Dan menghargai apa yang telah
Kau lakukan padaku selama ini
Mengandungku selama sembilan bulan
Melahirkanku dengan penuh perjuangan
Bertaruh antara hidup dan mati
Hanya untuk membawaku kedunia
Untuk kau sayangi seumur hidupmu
Kalau pun hari ini aku
Bisa membuatmu tersenyum
Dengan panuh rasa bangga dan haru
Dengan semua prestasi yang ku raih
Namun semua itu tak kan cukup
Untuk membalas semua jasamu
Seluruh hidupmu yang telah
Kau pertaruhkan
Hanya untuk melahirkan seorang anak
Yang belum tentu sanggup membalas
Semua jasa dan kasih sayangmu
Yang tak terhingga sepanjang masa
Saatku Kehilangan
Oleh: Erma Bahar
25 Februari 2012
Seseorang yang tak berarti
Akan menjadi lebih berarti
Saat kita kehilangan
Akan menjadi lebih berharga
Saat kita tak mampu mendapatkannya
Juga akan menyedihkan
Saat ada orang lain
Yang mampu memilikinya
Seseorang yang pergi
Tak hanya sulit di lupakan
Tapi juga sulit di gantikan
Oleh siapa pun di dunia ini
Seseorang yang hilang hanya dapat kembali
Apabila kita mampu mengobati
Luka yang ada di dalam hati
Hanya dengan sebuah kata maaf
Tapi seseorang yang telah hilang
Juga akan pergi selamanya
Jika ia memilih hidup di hati yang lain
Dan melupakan kita yang masih menyanginya
Hati ini Masih Untukmu
Oleh: Erma Bahar
25 Februari 2012
Remuk jantungku
Hancur hidupku
Saatku tau bahwa hatimu
Tak lagi untukku
Ku ingin melupakan
Tapiku balum siap kehilangan
Ku ingin menghindari
Tapi bayangmu kian menyiksa diri
Mata ini sudah tak sanggup
Memandangmu yang semakin jauh
Pergi dari hidupku
Otak ini sudah tak sanggup lagi
Menyimpan cerita tentangmu
Bibir ini sudah tak mampu
Menyebut namamu
Meski hatimu tak lagi untukku
Namun hati ini
Masih menyimpan cinta untukmu
Hanya satu harapku
Dalam setiap doa-doaku
Semoga kelak kau bahagia
Bersama dia yang kau cinta
Kasih Sayang Orang Tua
Oleh Erma Bahar
10 Maret 2012
Hari berganti bulan
Bulan berganti tahun
Waktu silih berganti
Dan terus berjalan dengan cepat
Tapi dia masih sama seperti yang dulu
Kasih sayang dan kehangatan cintanya
Masih sama seperti yang dulu
Saatku masih berada dalam pelukannya
Dia adalah mamahku
Yang sejak dulu sampai saat ini
Masih rela mengorbankan seluruh
Hidup dan matimu untukku
Tapi dia tak pernah sendiri
Ada seseorang yang juga tak kalah
Kasih dan sayangnya untukku
Yang juga rela berkorban untukku
Dia lah papahku
Yang rela bekerja keras membanting tulang
Berkerja keras setiap hari
Agar aku dapat menikmati hidup
Waktu demi waktu telah berganti
Pada akhirnyaku akan hidup sendiri
Tanpa kalian di sisiku
Hidup tanpa kasih sayang kalian
Dengan seluruh perjuanganmu
Kini aku telah berhasil
Meraih seluruh cita-citaku
Meraih semua mimpi
Tapi semua tak akan pernah terwujud
Tanpa pengorbanan kalian
Tanpa kerja keras kalian
Papah dan mamahku
Meskiku tau bahwa
Semua yang telahku raih hari ini
Tidak akan pernah cukup
Untuk membalas semua pengorbanan
Yang sudah kalian berikan untukku
Tapi setidaknya hari ini aku
Dapat membuat kalian tersenyum bahagia
Sambil meneteskan air mata
Air mata haru
Air mata bangga
Melihatku berhasil mengenakan sebuah toga
Yang menandakan bahwa aku siap
Menyongsong masa depan
Meraih semua mimpi
Yang sejak dulu
Selalu inginku capai
Papah.. mamah…
Apa yang aku lakukan hari ini
Tidak akan pernah cukup
Untuk membalas semua kasih sayangmu padaku
Guruku
Oleh Erma Bahar
10 Maret 2012
Di sebuah jalan setapak yang gelap
Aku melihat seberkas cahaya
Yang menyinariku dari kegelapan
Dan memberiku jalan keluar yang penuh cahaya
Bagaikan sebuah lentera
Kau terangi aku dari kegelapan
Bagaikan sebuah mentari
Kau sinari aku dengan cahayamu
Kau lah guruku
Yang sudah membantu menerangiku
Dari kebodohan dan menyinariku
Dengan ilmu yang kau berikan
Kau mengajariku tentang hidup
Kau mengajariku mengenal alam
Kau juga yang membantuku untuk
Mengenal huruf demi huruf
Sering aku membantah semua perintahmu
Sering aku mengabaikan semua nasihatmu
Tapi kau tak pernah mnyerah
Kau tak pernah berhenti membantuku
Kau mengasihiku sama seperti ibuku
Dan mendidikku sama seperti ayahku
Kau bagaikan orang tua kedua bagiku
Yang juga tak pernah berhenti mengasihiku
Kau bagaikan sebuah pelita
Yang menerangiku dari kegelapan
Kau lah patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa
Sahabat
Oleh Erma Bahar
03 Maret 2012
Ketikaku merasakan kesepian
Kau datang membawa keceriaan
Ketikaku merasakan kebahagiaan
Kau pun ikut merasakan apa yang ku rasa
Saatku tengah terluka dan merasakan sakit
Kau bantuku untuk mengobatinya
Saatku terjatuh dan tak mampu bangun lagi
Kau bantuku untuk kembali berdiri
Kadang kau memarahiku sama seperti ayahku
Kadang kau cerewet seperti seperti ibuku
Kadang kau mengesalkan seperti adikku
Kadang kau mengganggu marah seperti kakakku
Sahabat marah seperti ayah
Cerewet seperti ibu
Mengesalkan seperti adik
Mengganggu seperti kakak
Tapi menyangiku lebih dari kekasih
Kekasih suatu saat dapat hilang
Namun sahabat tak kan pernah hilang
Dan terganti oleh apa pun
Aku mungkin sering meninggalkannya
Di saatku sedang tertawa bahagia
Tapi dia tak pernah membenciku
Walau hatinya telah merasa kecewa
Banyak teman yang hadir
Di saatku sedang tertawa bahagia
Tapi sahabat akan tetap hadir
Di saatku berlinangan air mata