PLATYCERIUM RIDLEYI sp Borneo di Pondok Anggrek Prisa Kuala Kapuas
Bukan Karena Kegagahan dan Kekuatan Saya namun Karena Kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa
Minggu, 15 November 2020
Minggu, 08 November 2020
Pergeseran Makna Kata
Pergeseran Makna Kata
Oleh
Jupriyanto, S.Pd.
Guru
Bahasa Indonesia Kelas IX SMPN 2 Selat
Bahasa adalah suatu alat
komunikasi yang digunakan oleh sekelompok orang tertentu dan di tempat tertentu
yang telah disepakati bersama. Bahasa sendiri bersifat fleksibel, artinya
bahasa terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Perkembangan bahasa
inilah yang akan menghasilkan kata-kata baru, dan pergeseran makna suatu kata.
Apa itu pergeseran
makna ? Pergeseran
makna adalah bergesernya atau berubahnya suatu makna kata menjadi lebih luas,
menyempit, membaik atau pun memburuk.
Faktor Pergeseran Makna
Perubahan makna
kata ini terjadi bukan karena faktor kesengajaan, tetapi pergeseran ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut ini :
- Kondisi
sosial dan budaya
- Perkembangan
teknologi
- Adanya
asosiasi
- Adanya
pengembangan istilah
- Adanya
proses penyingkatan
- Adanya
proses gramatikal
Jenis-Jenis Pergeseran Makna Kata
Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, ada beberap macam pergeseran makna seperti
meluas, menyempit, membaik, maupun memburuk. Di bawah ini adalah
pembahasan detail mengenai jenis-jenis pergeseran makna kata dalam bahasa
Indonesia.
1. Meluas (Generalisasi)
Pergeseran
makna di mana makna suatu kata menjadi lebih luas dari pada makna sebelumnya.
Contoh :
Kapten Andika
Susanto memimpin pelayaran mengarungi
Samudera Indonesia selama 3 bulan.
Makna
kata pelayaran dahulu adalah mengarungi lautan dengan kapal
kayu dan layar, tetapi kini bisa juga digunakan dalam pelayaran menggunakan
mesin canggih.
Ketika aku
tersesat di pasar malam, aku bertanya kepada kakak penjaga komedi putar di mana pintu keluar.
Kata kakak dahulu
dimaknai sebagai saudara kandung laki-laki, kini bisa dimaknai sebagai orang
lain yang umurnya di atas umur kita.
Budi sedang
menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Ceria jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Dulu kata jurusan dipakai
pada kalimat yang menunjukan arah atau tujuan dalam konteks transportasi,
tetapi kini bisa juga dimaknai sebagai konsentrasi ilmu pada konteks
pendidikan. Beberapa contoh kata yang mengalami generalisasi lainnya. Bapak,
Ibu, Ikan, Petani, Papan, Saudara, Baju, Celana, dan lain �
lain.
2. Menyempit (Spesialisasi)
Kata-kata yang
mengalami spesialisasi maknanya menjadi lebih sempit dari pada makna awalnya.
Contoh :
Adik menyukai
semua bentuk karya-karya sastra Inggris
dan Jepang.
Kata sastra dahulu
bermakna semua bentuk karya tulis, tetapi kini makna sastra menyempit
menjadi bentuk-bentuk karya tulis yang memiliki nilai estetika, seperti puisi,
pantun, dan lain-lain.
Aku diantar ke
sekolah oleh ayah dengan menggunakan motor.
Kata motor kini
terbatas hanya pada kendaraan beroda dua yang memiliki mesin saja, padahal dahulu
semua alat yang digerakkan oleh mesin disebut dengan motor.
Aku
mencium bau yang tidak
sedap ketika berada di dalam kelas.
Kata bau sebenarnya
dimaknai sebagai semua aroma yang bisa diterima oleh indera penciuman seperti
harum, busuk, dan lain � lain. Namun, kini
hanya dimaknai sebagai aroma yang tidak sedap.
Contoh
kata-kata lain yang mengalami penyempitan makna:
Sarjana,
Pendeta, Kitab, Madrasah, Penulis, Gadis, dan lain-lain.
3. Membaik (Ameliorasi)
Kata-kata yang
mengalami ameliorasi maknanya berubah menjadi lebih halus daripada makna kata
sebelumnya.
Contoh :
Huruf Braille
digunakan sebagai alat bantu membaca oleh para penyandang tunanetra.
Kata buta mengalami
ameliorasi menjadi tunanetra, sehingga terdengar lebih sopan.
Para pejabat
mengadakan kunjungan luar negeri ditemani oleh anak istri mereka.
Kata istri mengalami
ameliorasi dari kata bini yang bermakna pasangan suami.
Restoran itu
adalah tempat favoritku karena selain makanannya enak, pramusajinya juga ramah.
Kata pelayan rumah
makan menjadi lebih baik dengan menggunakan kata pramusaji.
Contoh
kata-kata yang mengalami ameliorasi:
Tunaaksara,
Tunarungu, Tunawisma, Tunagrahita, PHK, Penjara, Meja Hijau, dan lain-lain.
4. Memburuk (Peyorasi)
Kata-kata yang
mengalami peyorasi mengalami pergeseran kata yang pada awalnya terdengar baik
menjadi kasar atau tidak baik.
Contoh :
Danang tidak
lagi memiliki pekerjaan akibat didepak oleh
bosnya.
Kata dikeluarkan berubah
menjadi didepak, sehingga kata ini terdengar lebih buruk.
Bapak tua
itu bekas pejuang dalam
memperebutkan kemerdekaan Indonesia.
Kata mantan mengalami
peyorasi menjadi kata bekas.
Ketika aku
sampai di rumah bibi sedang
menyetrika bajuku.
Kata bibi dahulu
dimaknai sebagai istri paman, kini mengalami peyorasi menjadi pembantu.
Contoh
kata-kata yang mengalami peyorasi.
Kabur,Bini, dan
lain-lain.
5. Sinestesia
Sinestesia
adalah pergeseran makna kata dimana terjadi perubahan indera penangkap pada
makna suatu kata.
Contoh :
Sebagai seorang
penyanyi, Syahrini memiliki suara yang enak di dengar.
Kata suara seharusnya
diikuti dengan kata merdu yang semestinya diterima oleh indera
pendengaran, tetapi mengalami sinestesia menjadi enak yang diterima oleh indera
pengecap.
Juri itu
ditakuti oleh semua peserta lomba karena dikenal dengan komentar-komentar pedasnya.
sama halnya
dengan penjelasan di atas, kata pedas mengalami sinestesia.
Senyuman gadis berambut merah itu sangat manis.
Kata manis di
atas mengalami sinestasia, seharusnya kata yang digunakan cantik atau indah.
6. Asosiasi
Kata yang
mengalami asosiasi berubah karena memiliki persamaan sifat atau makna dengan
kata lainnya.
Contoh :
Para calon
anggota dewan berebut kursi di
Senayan.
Kata kursi bukanlah
alat untuk duduk, tetapi posisi. Hal ini terjadi karena kata posisi
mengalami asosiatif.
Pada masa yang
sedang genting ini banyak sekali kabar
burung yang beredar.
Kabar
burung pada kalimat
mengalami asosiatif dari kata isu atau gosip.
Jangan pernah
memberi suap ke pada
para pejabat.
Kata suap pada
kalimat di atas bukan berarti memberikan makanan kepada para pejabat, tetapi
akibat mengalami asosiatif dari kata menyogok.