PERJALANAN
TAHUN BARU BERSAMA KELUARGA YANG MENEGANGKAN, MENAKUTKAN, TAPI AKHIRNYA PENUH
UCAPAN SYUKUR
Tahun ini tentu beda dengan
tahun-tahun yang lain karena kami merayakan Natal bersama keluarga yang
lengkap, ada cucu Yosef dan menantu. Begitu juga ketika kami mengakhiri tahun
2012, Senin, 31 Desember kami sekeluaarga berangkat ke Palangkaraya, penuh satu
mobil karena lengkap membawa persiapan makan siang dan juga bantal-bantal serta
perlengkapan baju pakaian kami semua, bahkan susu dan dot Bram dan Yosef. Kami
berangkat dengan lancar, di Tumbang Nusa yang selama ini menjadi medan yang
menentukan yang mau bepergian melewati jalan itu, kamai dapat lalui tanpa
halangan walau kedalaman air ada yang mencapai 25 cm. Kami sampai Palangkaraya
lansung ke arena Kalawa Waterpark, Jln. Cilik Riwut KM 6,5. Sesampai di sana
kami langsung menikmati makan siang.
Setelah
itu Geby, Bram, Septi, Bambang dan Yosef masuk ke wahana mainan air itu. Tiket
1 kepala 45 ribu, sedangkan eyang kakung dan eyang putri cukup sebagai penonton
sambil menjaga tas-tas utnuk ganti pakaian. Hari sangat panas. Mereka sangat
menikmati.
Sepulang
dari waterpark kami bermaksud mencari penginapan/hotel supaya tidak merepotkan keluarga. Keliling
mencari tapi penuh semua, sudah diboking lebih dulu, memang sih kami tidak
mencari hotel yang berbintang .... he he he.
Akhirnya
kami ke tempat kakak di Jln. Rta MILONO km 6, memang dari awal kakak ini
menyuruh kami bermalam di rumahnya saja. Kami istirahat di sana, dan mulai
pukul 16.00 hujan turun dengan derasnya. Kami di rumah saja.
Malamnya
kami bermalam di tempat kakak yang di Jalan G. Obos, dan mengakhiri 2012 di
sana, tanpa terompet seperti biasanya. Dapat ngobrol dengan Mas Sukirdi (kakak
tertuaku-sedangkan aku anak ragil dari 6 bersaudara)
Tanggal 1 Juanuari 2013, pagi-pagi kami ziarah ke Bukit Doa
Bukit Karmel Jl. Cilik Riwut KM 25 Palangkaraya, sampai tengah hari kami di
sana menikmati perjalanan Sengsara Tuhan Yesus (Jalan Salib) kami doa di puncak
bersama pengunjung yang sangat banyak ... baru kali ini kami ke tempat ini
sampai penuh tempat parkir.
Kami meluncur ke rumah dan istirahat sebentar, dan pukul
14.15 kami meluncur kembali menuju Kuala Kapuas, karena ada info kalau Tumbang Nusa
banjir/dalam. Dari Palangkaraya kami telurusri dengan lancar dan cepat,
jembatan Tumbang Nusa yang lama dengan 7,2 KM kami lalui dengan lancar, dan
akhirnya kami sampai di antrian mobil mulai pukul 14.45 ....
30
menit, 1 jam, 2 jam, ... kami bergerak pelan, melewati 2-3 genangan jalan
sekitar 50 meter dengan lancar karena tidak dalam, berhasil ... 3 jam ... cucu
Yosef mulai rewel ... ditambah gerimis bahkan kadang hujan ... bergerak
sebentar, berhenti, bergerak, berhenti. Tak terasa makanan kecil dan minuman
mulai menipis, kopi susu moka kesukaanku yang disiapkan nyonya juga sisa
separuh, untung ada yang nhangat, untung aku tiak pusing ataupun masuk angin. Aku
sehat. Sementara mobil dari arah berlawanan yang melewati di sebelah kanan kami
beberapa lewat, sedangkan kendaraan roda dua tidak masalah kanena langsung naik
kelotok/kapan kecil menjemput dipinggir jalan, mengantarkan ke daerah hilir
genangan terdalam dan mereka diturunkan dan melanjutkan perjalanan. Sepeda
motor boleh dikatakan tidak masalah, walau harus membayar 25 ribu untuk
menyelamatkan dari kubangan maut yang dalamnya melebihi ban mobil kijang.
Beberapa
mobil kecil, ada juga avanza yang mogok dan ditarik oleh truk-truk yang lewat
berlawanan dengan kami. Bahkan ada truk yg macet pada saat menyeberangi
kubangan itu.
Memang
ini menjadi berkah tersendiri bagi warga Tumbang Nusa, khusunya yang berprofesi
menikmati kesempatan sesaat, sebagai kapal fery penolong sepeda motor, tentunya
mendapat penghasilan yang besar. Ada juga warga yang berdiri di kubangan
terdalam sepanjang sekitar 30 meter itu, di sana mereka memandu mobil yang
berenang, sambil menerima imbalan bagi sopir atau penumpang yang memberi uang.
Ada juga yang berjualan air panas, nasi bungkus dengan telur seharga 7 ribu,
rokok, dan sebaginya. Lengkaplah pemandangan di sana.
Pukul
18.00 mobil di depan kami bergerak,
mendekati kubangan itu ... wow sangat dalam ... kami berdoa sebelum nyebur...
TUHAN TOLONG KAMI, .... saya tidak mau berdekatan dengan mobil di depan , saya
takut kalau mobil di depan macet dan kami terjebak di air. Yah ... mobil di
depan kami berhasil .... Dalam nama Yesus!!! Kami bergerak, mobil meluncur
dengan gigi 1, menendang air yang dalam, ke kiri dan ke kanan, tangan kanan saya sambil membagi uang kertas buat pemandu-pemandu
yang berjasa, yang memandu mobil supaya tidak salah jalan, karena kalau terlalu
ke kiri berarti masuk lubang yang lebih dalam dan tidak akan dapat bergerak, tanpa suara, penuh konsentrasi. Kulihat air
sebagian naik dari atas kap mesin di depan, mesin tetap menderu-deru... agar
tidak macet di dalam banjir yang dalam ini, ..... Kulirik nyonya di samping
kiri konsentrasi berdoa terus ..., Septi Bambang Yosef di tengah juga diam
semua, sesekali Bambang sambil memotret. Geby dan Bram di kursi belakang ...
semua diam... lantai terasa dingin ada air yang masuk, kopling dan gas tetap
main, mesin harus tetap hidup .... dan puji Tuhan mobil mulai merangkak naik,
roda depan mulai menapak di pasir, diikuti roda belakang .... PUJI Tuhan, kami
berhasil... PUJI YESUS ... Terima kasih Tuhan Yesus itu yang keluar dari
mulutku saat kami sudah benar-benar berhasil
..... !!!!!
Saya tidak tahu lagi ratusan mobil; yang ada di belakang
kami.
Kami
sangat bersyukur bisa lolos! Perjuangan belum selesai, kami mulai merayap ...
jika mobil di depan berhenti kami ikut berhenti, jika bergerak maju kami juga
bergerak maju walau hanya 1-2 meter. Kulihat di sebelah kanan antrian mobil sepanjang
jalan, mungkin ada 100, 200, bahkan lebih. Semua memandangi kami dengan harap-harap cemas tentunya. Kami mulai
lega, Geby minta VCD-nya di hidupkan, jadi dia konsen sambil melihat
penyanyi-penyanyi cilik berdendang ... dang ding dung .... aku tetap konsen penuh, melihat mobil depan,
melihat jalan, sambil menjaga jarak. Sesekali ada sepeda motor yang lewaqt di
sebelah kiri mobil kami. Masih berderet-deret mobil, truk, bis, di sebelah
kanan kami, semua berhenti, bahkan ada pic up yang membawa Sapi .... “Ini
sambil bawa artis ibu kota ! , katanya.
Sampai di
ujung desa Pilang, iring-iringan pengantri itu habis ... kami benar-benar lega
... menarik nafas, dan mulai mengendorkan andrenalin ....
TAHUN BARU 2013 yang menegangkan, menakutkan, tapi penuh
pengharapan KARENA TUHAN TETAP MENYERTAI UMATNYA ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar