Selamat datang di blog sederhana saya ini, dan saya mengucapkan Terima kasih.

Selasa, 01 Januari 2013

TUTUP TAHUN 2012 DAN BUKA TAHUN 2013, BERSAMA KELUARGA



PERJALANAN TAHUN BARU BERSAMA KELUARGA YANG MENEGANGKAN, MENAKUTKAN, TAPI AKHIRNYA PENUH UCAPAN SYUKUR

Tahun ini tentu beda dengan tahun-tahun yang lain karena kami merayakan Natal bersama keluarga yang lengkap, ada cucu Yosef dan menantu. Begitu juga ketika kami mengakhiri tahun 2012, Senin, 31 Desember kami sekeluaarga berangkat ke Palangkaraya, penuh satu mobil karena lengkap membawa persiapan makan siang dan juga bantal-bantal serta perlengkapan baju pakaian kami semua, bahkan susu dan dot Bram dan Yosef. Kami berangkat dengan lancar, di Tumbang Nusa yang selama ini menjadi medan yang menentukan yang mau bepergian melewati jalan itu, kamai dapat lalui tanpa halangan walau kedalaman air ada yang mencapai 25 cm. Kami sampai Palangkaraya lansung ke arena Kalawa Waterpark, Jln. Cilik Riwut KM 6,5. Sesampai di sana kami langsung menikmati makan siang.
                Setelah itu Geby, Bram, Septi, Bambang dan Yosef masuk ke wahana mainan air itu. Tiket 1 kepala 45 ribu, sedangkan eyang kakung dan eyang putri cukup sebagai penonton sambil menjaga tas-tas utnuk ganti pakaian. Hari sangat panas. Mereka sangat menikmati.
                Sepulang dari waterpark kami bermaksud mencari penginapan/hotel  supaya tidak merepotkan keluarga. Keliling mencari tapi penuh semua, sudah diboking lebih dulu, memang sih kami tidak mencari hotel yang berbintang .... he he he.
                Akhirnya kami ke tempat kakak di Jln. Rta MILONO km 6, memang dari awal kakak ini menyuruh kami bermalam di rumahnya saja. Kami istirahat di sana, dan mulai pukul 16.00 hujan turun dengan derasnya. Kami di rumah saja.
                Malamnya kami bermalam di tempat kakak yang di Jalan G. Obos, dan mengakhiri 2012 di sana, tanpa terompet seperti biasanya. Dapat ngobrol dengan Mas Sukirdi (kakak tertuaku-sedangkan aku anak ragil dari 6 bersaudara)
Tanggal 1 Juanuari 2013, pagi-pagi kami ziarah ke Bukit Doa Bukit Karmel Jl. Cilik Riwut KM 25 Palangkaraya, sampai tengah hari kami di sana menikmati perjalanan Sengsara Tuhan Yesus (Jalan Salib) kami doa di puncak bersama pengunjung yang sangat banyak ... baru kali ini kami ke tempat ini sampai penuh tempat parkir.
Kami meluncur ke rumah dan istirahat sebentar, dan pukul 14.15 kami meluncur kembali menuju Kuala Kapuas, karena ada info kalau Tumbang Nusa banjir/dalam. Dari Palangkaraya kami telurusri dengan lancar dan cepat, jembatan Tumbang Nusa yang lama dengan 7,2 KM kami lalui dengan lancar, dan akhirnya kami sampai di antrian mobil mulai pukul 14.45 ....
                30 menit, 1 jam, 2 jam, ... kami bergerak pelan, melewati 2-3 genangan jalan sekitar 50 meter dengan lancar karena tidak dalam, berhasil ... 3 jam ... cucu Yosef mulai rewel ... ditambah gerimis bahkan kadang hujan ... bergerak sebentar, berhenti, bergerak, berhenti. Tak terasa makanan kecil dan minuman mulai menipis, kopi susu moka kesukaanku yang disiapkan nyonya juga sisa separuh, untung ada yang nhangat, untung aku tiak pusing ataupun masuk angin. Aku sehat. Sementara mobil dari arah berlawanan yang melewati di sebelah kanan kami beberapa lewat, sedangkan kendaraan roda dua tidak masalah kanena langsung naik kelotok/kapan kecil menjemput dipinggir jalan, mengantarkan ke daerah hilir genangan terdalam dan mereka diturunkan dan melanjutkan perjalanan. Sepeda motor boleh dikatakan tidak masalah, walau harus membayar 25 ribu untuk menyelamatkan dari kubangan maut yang dalamnya melebihi ban mobil kijang.
                Beberapa mobil kecil, ada juga avanza yang mogok dan ditarik oleh truk-truk yang lewat berlawanan dengan kami. Bahkan ada truk yg macet pada saat menyeberangi kubangan itu.
                Memang ini menjadi berkah tersendiri bagi warga Tumbang Nusa, khusunya yang berprofesi menikmati kesempatan sesaat, sebagai kapal fery penolong sepeda motor, tentunya mendapat penghasilan yang besar. Ada juga warga yang berdiri di kubangan terdalam sepanjang sekitar 30 meter itu, di sana mereka memandu mobil yang berenang, sambil menerima imbalan bagi sopir atau penumpang yang memberi uang. Ada juga yang berjualan air panas, nasi bungkus dengan telur seharga 7 ribu, rokok, dan sebaginya. Lengkaplah pemandangan di sana.
                Pukul 18.00 mobil di depan kami  bergerak, mendekati kubangan itu ... wow sangat dalam ... kami berdoa sebelum nyebur... TUHAN TOLONG KAMI, .... saya tidak mau berdekatan dengan mobil di depan , saya takut kalau mobil di depan macet dan kami terjebak di air. Yah ... mobil di depan kami berhasil .... Dalam nama Yesus!!! Kami bergerak, mobil meluncur dengan gigi 1, menendang air yang dalam, ke kiri dan ke kanan, tangan kanan  saya sambil membagi uang kertas buat pemandu-pemandu yang berjasa, yang memandu mobil supaya tidak salah jalan, karena kalau terlalu ke kiri berarti masuk lubang yang lebih dalam dan tidak akan dapat bergerak,  tanpa suara, penuh konsentrasi. Kulihat air sebagian naik dari atas kap mesin di depan, mesin tetap menderu-deru... agar tidak macet di dalam banjir yang dalam ini, ..... Kulirik nyonya di samping kiri konsentrasi berdoa terus ..., Septi Bambang Yosef di tengah juga diam semua, sesekali Bambang sambil memotret. Geby dan Bram di kursi belakang ... semua diam... lantai terasa dingin ada air yang masuk, kopling dan gas tetap main, mesin harus tetap hidup .... dan puji Tuhan mobil mulai merangkak naik, roda depan mulai menapak di pasir, diikuti roda belakang .... PUJI Tuhan, kami berhasil... PUJI YESUS ... Terima kasih Tuhan Yesus itu yang keluar dari mulutku saat kami sudah benar-benar berhasil  ..... !!!!!
Saya tidak tahu lagi ratusan mobil; yang ada di belakang kami.
                Kami sangat bersyukur bisa lolos! Perjuangan belum selesai, kami mulai merayap ... jika mobil di depan berhenti kami ikut berhenti, jika bergerak maju kami juga bergerak maju walau hanya 1-2 meter. Kulihat di sebelah kanan antrian mobil sepanjang jalan, mungkin ada 100, 200, bahkan lebih. Semua memandangi  kami dengan harap-harap cemas tentunya. Kami mulai lega, Geby minta VCD-nya di hidupkan, jadi dia konsen sambil melihat penyanyi-penyanyi cilik berdendang ... dang ding dung ....  aku tetap konsen penuh, melihat mobil depan, melihat jalan, sambil menjaga jarak. Sesekali ada sepeda motor yang lewaqt di sebelah kiri mobil kami. Masih berderet-deret mobil, truk, bis, di sebelah kanan kami, semua berhenti, bahkan ada pic up yang membawa Sapi .... “Ini sambil bawa artis ibu kota ! , katanya.
                Sampai di ujung desa Pilang, iring-iringan pengantri itu habis ... kami benar-benar lega ... menarik nafas, dan mulai mengendorkan andrenalin ....
TAHUN BARU 2013 yang menegangkan, menakutkan, tapi penuh pengharapan KARENA TUHAN TETAP MENYERTAI UMATNYA ....























               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar